Sign In dan Sign Out (2)
Gelap ditambah suasana lebih
sunyi dari biasanya, waktu menunjukan pukul 11 malam. Malam itu ku mencoba
untuk tidur, namun kedua mata ini tak bisa sama sekali terpejam. Duduk ku
diatas kursi lalu ku atur brightness layar komputerku, tak lupa ku nyalakan
speaker stereo untuk menemani. Ku buka folder demi folder yang berisi sejumlah
lagu. Album baru dari rocket rockers berjudul better season baru saja selesai
ku download. Lalu ku drag kedalam music player yang tertanam pada komputerku.
Rocket rockers adalah band indie bergenre pop punk dan alternative rock yang
berasal dari kota ku, band yang cukup terkenal pada waktu itu. Ku ingin terikat akhiri sepi, tak lagi
sendiri; Selimuti luka, basuhi perih, selamatkan hati; Lepas terasa, dia datang
dan menjelang? Begitu luar biasa, dia?. Begitulah kutipan lirik dari salah
satu lagu album tersebut yang berjudul Akhiri sepi. Entah mengapa lirik
tersebut seakan terngiang di kepalaku. Seperti soundtrack yang terputar dalam
kisah hidup yang sekarang ku jalani. Setidaknya pertemuanku dengan Nina adalah
awal cerita baruku. Lewat bantuan Naya sekarang komunikasiku dengan Nina terasa
lebih dekat. Tanpa isyarat atau sandi Naya seolah-olah mengerti apa maksud dan
tujuanku. Begitulah cerita baru ini dimulai.
Hari baru telah tiba, ku beranjak dari tempat tidur dan mulai bergegas untuk berangkat menuju sekolah. Sepanjang perjalanan menuju sekolah terus kuputar album better season, satu persatu lagu terputar. Hingga tak terasa kakiku sudah berada didepan sekolah, berjalan ku ke kantin seperti biasa membeli kudapan untuk sarapan. Hampir berbarengan dengan kedatangan Nina dan Naya, yah tak terjadi hal istimewa hanya sapaan yang membumbui pagi. Hal itu selalu kujumpai akhir-akhir ini, hingga suatu saat Nina hanya datang seorang diri tanpa Naya yang menemaninya pagi itu. “Eh Nina, kok sendirian tumben?” tanyaku padanya. “Iyah Naya lagi sakit, jadi ga berangkat sekolah hari ini” jawabnya. Lalu kumulai obrolan kecil dengan Nina, berawal dari kantin hingga Nina menaiki tangga menuju kelasnya. “Makasih yah G udah nemenin hehe” ucapnya ditambah senyum manisnya. “Iyah haha, sama sama loh Mickey” jawabku dengan sedikit bergurau. “Loh kok Mickey?” tanyanya heran padaku. “Gapapa lucu aja soalnya kaya Mickey mouse haha” jawabku dengan sedikit senyum simpul pada wajahku. Dengan sedikit beban, ku harus memutar balikan badan untuk menuju kelasku. Dengan sedikit hal yang terjadi, senyum Nina membuat hari ini sedikit istimewa.
Semakin
seringku mendengarkan album dari Rocket Rockers seraya menjadi soundtrack
perjalanan hari-hariku. Sesaat sebelum tidur ku sempatkan berselancar di dunia
maya, menyalakan komputer lalu ku sign in pada facebook dan yahoo messenger.
Tak lama kemudian, pop up notification muncul dari Naya. Tak langsung kubuka
kala itu, karena kupikir bukan hal yang penting untuk dilihat. Namun tak hanya
sekali, Naya memberikan BUZZ pada personal message di yahoo messengerku. “Apa
woy, berisik” ku balas sapaan naya. “Cie yang tadi nemenin NINA HAHAHA” balas
Naya ditambah emoticon senyum. “Apaan dah cuman bentar doang nemenin dari
kantin ke kelas” balasku cepat. “Terus Mickey Mouse maksudnya apa coba haha”
Naya membalas. Sempat terlintas beberapa dugaan dalam benak ini, masa iyah hal
sesederhana itu Nina cerita detil ke Naya. Apa Nina ada rasa yah? Tanya pada
diriku bagian lain. “Ngahaha dih, kepo banget lu” balasku kembali pada Naya.
Lalu Naya hanya membalas kalimat-kalimat penuh usil dan godaan. Apa iyah respon
Nina seluar biasa itu. Apa iyah Nina suka dengan orang seperti ku ini. Tak
ambil pusing ku hanya menganggapnya sebagai candaan biasa, setidaknya ku
berkaca dari pengalamanku terhadap Larissa. Jangan mudah jatuh cinta !!
tegasku.
Hari
telah beganti, tapi tidak dengan cerita baruku yang masih berjalan dengan alur
yang abu-abu. Kala itu ku sedang bosan dengan dunia persekolahan, kuputuskan
untuk bolos. Tak lupa ku memberi kabar pada Ferdy untuk memberikan keterangan
palsu pada absensi kelasku. Saling bersekongkol satu sama lain adalah hal yang
sering ku lakukan dengan Ferdy. Kadang Ferdy pun melakukan hal sebaliknya. Selepas
turun dari stasiun kereta, ku tak bertujuan ke sekolah. Namun ku lekas pergi ke
warung internet untuk bermain game online. Kadang ku tak sendiri, seringkali ku
jumpai beberapa teman yang sudah disana. Entah mengapa hobby bermain game
online menjadi addictive bagiku, tak sedikit uang ku rogok hanya untuk sekedar
bersenang-senang dalam game. Kulupakan sejenak urusan sekolah, dan mulai fokus
kedalam dunia game. Hingga tak terasa 5 jam penuh sudah ku habiskan bermain
game online, sedikit terasa lelah walau tak banyak melakukan gerakan-gerakan
berat. Dan kuputuskan pulang kerumah, berbeda dengan teman-teman ku yang lain. Mereka
melanjutkan untuk pergi ke tempat bimbingan belajar untuk mempersiapkan Ujian
Nasional. Tak berminat bagiku untuk menambah jam belajar tambahan hanya untuk
sebuah ujian maka tak ku ambil. Walau ujian Try Out yang banyak dilakukan pada
tingkat 2 ku selalu mendapatkan hasil yang memuaskan dengan berperingkat di 10
besar dari teman satu angkatan ku.
Sesampainya
dirumah ku nyalakan kembali komputerku hanya untuk sekedar memasuki dunia
playlistku. Tak lupa sign in kembali kedalam sosial media, beberapa pesan dari
teman sekolah yang menanyakan kehadiranku hingga pesan langsung dari NINA.
Kejadian yang jarang sekali Nina menyapaku didunia maya, bagai 1 dari 1000
kemungkinan namun ini terjadi. “Hey G, tumben ga ada dikantin pagi tadi”
tanyanya pada kolom chat di facebook ku. “Eh Mickey, iyah tadi ku bolos hehe”
jawabku. “Ih nakal yah bolos sekolah, kemana emang?” tanyanya kembali. “Haha
lagi suntuk buat sekolah soalnya, nakal dikit gapapa lah yah haha, ke warnet doang sih” jawabku panjang. “Dasar
cowo yah kerjaanya main game terus, emang seru yah main game di warnet?” tanya
Nina kembali. Lalu kujelaskan panjang lebar, sedikit pertanyaan ku lontarkan
“Mickey emang ga suka main game yah?”. “Suka kok paling game yang ada di
facebook doang, kaya pet society gitu-gitu, kamu main juga ga?” balasnya. “Aku
mainnya ninja saga sama restaurant city doang paling haha, kaya aneh aja gitu
cowo main pet society” jawabku kembali. Panjang lebar balasan nina namun
kalimat “Aku juga main restaurant city tau” muncul. Semakin sering kami
berkomunikasi hingga bertukar bahan baku untuk resep makanan pada game
restaurant city. Seakan klop diri ini merasakan ada sesuatu yang spesial ada
Nina. Nina pun sign out dari dunia mayanya, dibarengi dengan kata “Udahan dulu
yah, udah malem. Jangan sering bolos loh, sayang sekolahnya”. Tak pernah ku
merasa setinggi ini, sebuah pesan singkat pada sosial media cukup membuat diri
ini tersenyum. Lewat kata-kata ku
tersenyum, lewat senyuman ku terdiam, apakah ini yang dinamakan dengan Cinta?.
Comments
Post a Comment