Last Tears From 2019.



“Berjuang walau progresku tak sehebat mereka
Berjalan kaki tanpa kendaraan beroda
Tak berbekal harta, hanya do’a dari keluarga”

Waktu melaju tanpa henti, hingga tak terasa sudah berada di pengujung tahun 2019. Di tahun ini banyak ku ucap syukur atas semua kesempatan yang di berikan tuhan. Banyak hal yang terjadi di tahun ini, mulai dari selesainya perjuanganku mendapatkan gelar sarjana hingga mendapatkan pekerjaan pertama. Setiap progress yang kujalani memang tak pernah mudah, rintangan selalu datang menghadang tak peduli seberat apa beban yang sudah ku pikul. Sering kali keluhan demi keluhan terucap tanpa sadar berulang setiap harinya. Mungkin tuhan sudah merasa bosan dengan semua ocehan hidupku. But yah semua terjadi begitu cepat.

Tahun 2019 merupakan awal ku menetapkan apa yang sebetulnya ingin ku lakukan dalam hidup, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan impian. Mempunyai studio kreatif lalu menuangkan seluruh ide pikiran ku. Pasca sarjana visi ku adalah membuat sebuah karya kedalam bentuk visual dan tulisan, dimana akan di nikmati oleh orang banyak dan tak akan berhenti menginspirasi di setiap karya yang tercipta. Progres ku meniti karir ini di temani dua orang teman bernama gio dan azka. Came up from nothing kami berbekal ide dan hanya ide, belum memiliki peralatan yang mumpuni kami terus mencari bagaimana caranya tujuan itu tercipta. Walau memang berat titik nol pun lama-lama akan bergerak, dan ku syukuri semua berjalan walau tidak secepat mereka.

Di penghujung cerita tahun ini, ku putuskan untuk mencari pekerjaan pokok untuk menunjang kebutuhan ku akan project ini. Memang tak mudah mencari pekerjaan yang sesuai, tapi yah ku punya visi dan kebutuhan yang menunjang akan visi tersebut. Menjadi lebih sibuk dari biasanya, tak punya waktu luang untuk membahas ide-ide kecil akan project ini. Kini ku merasa seakan impian ku akan kembali tenggelam di makan takdir. Teringat kata orang tua, jangan berkecil hati banyak jalan tercipta yang akan menuju pada satu cita-cita. Ini memang takdirku, takdirku menuju apa yang ku impikan. Tak selalu harus jalan lurus dan mulus, mungkin memang jalanku harus berbelok dan berbenturan dengan setiap tragedi dan masalah. Lalu akan kembali menuju arah yang sama dengan berbekal mental yang jauh lebih siap.



“Bila dapat ku berdialog dengan tuhan
Meminta agar usia ibu ku di panjangkan
Inginku ia menikmati hasil perjuangan
Yang selama ini menjadi alasan untuk bertahan

Walau tak mungkin, kelak kan ku balas
Semua keringat yang bercucuran
Dan ku berjanji tak ada lagi tangisan
Hanya kebahagiaan.”

Ku sadar jalan ku masih panjang, masih banyak hal yang harus ku perjuangkan. Masih banyak tantangan dan masalah yang siap datang di masa depan. Tuhan,  setiap langkah yang ku jejaki semoga menjadi hal yang selalu di restui. Kelak ku berada di puncak nanti, ingin ibu ku selalu ada disini. Tersenyum indah melihatku mencapai impian, menikmati hasil indah dari semua keluhan anakmu ini. Bila dapat ku berdialog dengan mu tuhan, berikan aku kesempatan mewujudkan impian itu. Bapak kini telah berpulang, dan hanya menitipkan sisa kehidupan orang yang di sayang. Bahwa ku akan menjaganya dengan baik, merawatnya dengan sepenuh hati. Anak manja ini akan membuktikan bahwa ku lahir bukan sebagai orang gagal, walau raganya telah tiada tapi ajarannya akan selalu hidup dalam diriku. Tuhan tolong berikan aku kekuatan dan kemudahan, walau akan panjang dan tak mudah. Walau tak mungkin, kelak kan ku balas semua keringat yang bercucuran dan ku berjanji tak ada lagi tangisan dan hanya kebagaiaan.  

Comments

Popular posts from this blog

Amarah, Senyum, dan AIR MATA (4)

Self Cure (2)