Amarah, Senyum, dan Air Mata

  
Autumn scene (Source : Pinterest)

Pepohonan berjajar rapi disisi jalan, menjulang tinggi ke menghadap langit. Seiring dengan bergantinya musim, tema warna hijau kini berganti jingga. Menandakan kondisi pohon tak lagi sama, tak lagi bertahan dengan kondisi ada. Hanya mengikuti realita tanpa harus mengeluh kesahkan derita. Kadang ia merelakan beberapa daunnya berjatuhan ke tanah, karena alasan untuk bertahan hidup. Entah karena ia jenuh atas apa yang ia miliki sekarang. Atau mungkin karena alasan kesetiaan? Entahlah.

Tiga bulan sudah hubungan antara ku dengan Nina terjalin, banyak hal yang kami lalui. Canda dan tawa selalu ku hadirkan, tak jarang pula ku melakukan kesalahan hingga pertengkaran terjadi. Tapi ku maknai itu adalah sebuah proses pendewasaan diri atas status baruku. Banyak hal dan masalah baru yang kuhadapi, yang kadang sama sekali ku tak tahu cara mencari solusinya. Kerapku memilih berlari dari masalah ketimbang menghadapinya. Entahlah rasa yang dulu ku pupuk agar tetap terlihat segar, sekarang cukup terasa hambar. Apa yang salah dengan diri ini, bukan kah ini yang ku inginkan?. Tak bisa ku berbohong pada diri ini, rasa bosan mulai mengusik. Namun disisi lain ku hanya seorang lelaki yang baru beranjak dewasa, yang awam soal percintaan. Tak sempurna ku hanya menghasilkan kesalahan demi kesalahan dalam ceritanya.

Cyberpunk disctrict (Source : Pinterest)

Entah mengapa pagi ini ku tak ada rasa semangat untuk berangkat menuju sekolah. Setelah kurang lebih 3 bulan lamanya tak pernah bolos, mungkin ini kali pertama ku melakukannya lagi. Disamping itu ku merasa bosan untuk bertemu Nina, entah apa yang salah tapi ku merasa ingin menghilang sejenak dari peredarannya. Tak ku hubungi ferdy seperti biasa dikala ku bolos, kali ini benar-benar ku tak memberi kabar pada siapapun. Ku hanya ingin menghilang, dan muncul kembali nanti ketika suasana diri membaik. Tak tanggung ku membeli 12 jam billing di warung internet, dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Selama itu ku bermain memang tak 100% pikiran ku tertuju pada jajaran game yang kumainkan. Kadang ku menerawang sedikit tentang hubunganku dengan Nina. Disambil membalas beberapa pesan singkat darinya, hingga ku lupa bahwa kami sedang menjalin hubungan.

Sesampainya dirumah ku sempatkan membuka sosial media untuk membalas pesan yang tertulis pada halaman profile facebook ku. Yah dari mulai pesan seorang teman hingga Nina pastinya. Kala itu ada Winny yang menyapaku, Winny adalah salah seorang  teman wanita dikelas ku sekarang. Akhir-akhir ini ia kerap menjadikan ku tempat untuk meluapkan cerita dari curahan hatinya.  Memang kala itu Winny baru saja putus dengan mantannya yang juga teman satu sekolah kami. Entah apa yang salah dengan hubungan ku dengan Winny, kerap kali menjadi topik dari pertengkaran antara ku dan Nina. Walau sudah sering ku jelaskan, bahwa hubungan di antara kami hanya sebatas teman satu kelas. Namun tetap saja alasan itu tak cukup menjadikan Nina mengerti. Ku tak pernah mengerti memang dengan itu, apakah seseorang yang sedang menjalin hubungan tak boleh mempunyai teman.

Nike Skate (Source : Pinterest)

Hingga disuatu titik, ku semakin lelah dengan semua kegilaan ini. Keleluasaan ku seakan terenggut atas hubungan yang ku jalani sekarang. Muak untuk memuja, iyah mungkin lagu dari Alone at last tersebut adalah gambaran yang tepat pada kondisiku sekarang. Entah mengapa dikala ingin ku meluapkan semua emosi yang kurasa, dibuat lemah ku olehnya. Seperti dirasuki setan 180 derajat ku berubah dibuatnya. “Maafkan semua sakit ku cukup menyiksa, ku muntahkan semua ku anggap tak pernah ada” begitulah kurang lebih potongan lirik dari lagu tersebut. Entah sadar atau tidak Nina mengubah pola hidupku, dari sisi baiknya yang membuat ku jarang bolos sekolah hingga keleluasaan yang kini menghilang. Ku tak pernah meminta ini akan terjadi, tapi kini terjadi dan hanya ku jalani.

Mencoba menelaah dengan apa yang terjadi pada diri ini, hingga ku temukan sebuah jawaban akan hidup ini. Ada 3 hal yang takan lepas dari hidup ini, antara amarah, senyum dan air mata. Bercampur satu saling menempati perannya. Amarah selalu hadir ketika diri ini merasa ketidak adilan datang menghampiri, tapi dibalik itu ada senyuman yang selalu mewarnai sisi gelap hidup ini, hingga yang tak terasa air mata tiba melepaskan semua emosi yang ada.
                                                                                                                                                     



Comments

Popular posts from this blog

Amarah, Senyum, dan AIR MATA (4)

Last Tears From 2019.

Self Cure (2)