Amarah, SENYUM, dan Air Mata (3)
Senyum adalah
sebuah ungkapan sejuta makna. Berbeda dengan amarah, konotasi senyuman
diartikan positif.Walau makna yang keluar tak terdifinisi pasti, entah senyum
kebahagiaan atau senyum kepura-puraan. Dalam setiap harinya senyum selalu
datang menjadi bumbu tambahan, penyedap kehidupan sehingga tak terasa hambar. Tak
jarang murungnya seseorang akan kembali merekah ketika senyuman datang hinggapi
dirinya. Menghilangkan mendung mendatangkan pelangi. Begitulah cara ku memaknai
arti dari sebuah senyuman.
Setelah selama ini hubungan ku dengan Nina terjalin, tak selalu amarah yang melulu datang menghampiri. Tak jarang ku selalu merindukan senyuman yang terbentuk sempurna dari wajahnya. Bagai bintang merindukan bulan, senyuman Nina tak tergantikan. Bagai mata uang, senyumannya takkan terbayar dengan nilai tukar apapun. Bagai pekerja, ku berusaha untuk mendapatkan imbalan berarti berupa senyuman indah darinya. Entah apa yang membuatnya selalu tersenyum manis seperti itu, yang jelas itulah daya tarik Nina bagiku.
Setelah selama ini hubungan ku dengan Nina terjalin, tak selalu amarah yang melulu datang menghampiri. Tak jarang ku selalu merindukan senyuman yang terbentuk sempurna dari wajahnya. Bagai bintang merindukan bulan, senyuman Nina tak tergantikan. Bagai mata uang, senyumannya takkan terbayar dengan nilai tukar apapun. Bagai pekerja, ku berusaha untuk mendapatkan imbalan berarti berupa senyuman indah darinya. Entah apa yang membuatnya selalu tersenyum manis seperti itu, yang jelas itulah daya tarik Nina bagiku.
Tiap pertemuan
berarti yang kami lakukan, senyuman Nina Si Mickey Mouse selalu hadir
didalamnya. Dimulai dari sarapan pagi, hingga perjumpaan dikala pulang sekolah.
Jelas berbeda diri ku kini, tak lagi bisa disamakan dengan diriku yang dulu.
Kala ingat cerita ku tentang Larissa, Nina hadir disaat pahit mulai terasa. Memberikan rasa manis
diantara tawarnya hidupku. Memang tak bisa dipungkiri diriku ini menjadi lebih
sering bersandar pada hubungan antara ku dengan Nina. Lepas dari pengalaman
pertamaku menjalani hubungan pacaran, Nina berperan lebih dari sekedar
sandingan status ku. Bangun pagi ku selalu berarti, motivasi belajarku selalu
membaik, dan variasi cerita hidupku bertambah banyak.
Ada suatu saat
dimana kala bertemu, Nina tampak lebih bersinar dari biasanya. Yah kala itu,
kami genap menjalani hubungan di bulan ke dua. Rambut lurus sebahu, ditambah
dua lesung pipit pada kedua pipinya menambah manisnya senyumnya terasa lebih
sempurna. Kami habiskan waktu sekedar untuk berbincang hal kecil, tanpa ada
dalih torehan masalah didalamnya. Dunia terpaku, hanya ada aku dan Nina
didalamnya. Perpisahan dalam pertemuan itu cukup berat bagiku untuk dilakukan,
belum cukup bagiku merekam memori indah sosok Nina dalam otakku. Ku dipinjami
beberapa buku catatan pelajarannya, untuk ku pelajari akibat dari beberapa kali
ku membolos. Tak pernah ku minta Nina untuk berbuat hal seperti itu, namun ia
melakukannya dengan tulus dari dasar hatinya. Hingga sesaat ku sampai dirumah, hendaku
membuka buku catatan Nina untuk menyalin beberapa materi yang penting. Ada
sebuah ketas kecil, terselip didalamnya. Berisi pesan penuh ungkapan
menyemangati ku untuk semakin giat dalam belajar, “Senyum manis dari Mickey
Mouse” begitulah tulisan dari catatan kecilnya untukku. Cukup membuatku
tersenyum sendiri membacanya, bagai dorongan energi ku semakin bersemangat
menjalani hari.
Sunset never been like this before (Source : Pinterest)
Setiap perjumpaan
pasti ada perpisahaan, namun pasti hadir senyuman diantaranya. Sebuah ungkapan
rasa bahagia yang tak bisa tergambarkan oleh kata-kata. Bahkan seribu puisi
indah karya penyair pun takan cukup menggambarkan definisi indahnya sebuah
senyuman. Sampai kapanpun, akan selalu
kurindukan melihat senyuman dari seseorang yang spesial sepertinya.
Comments
Post a Comment