[Another Life Chapter] Surat Untuk Sahabat

Chillin in the woods (Source : Personal Footage)

It's 4 am im awake and alive
  Picturing how wonderful my life was      

Apa kata yang tepat untuk menggambarkan makna dari seorang sahabat. Sahabat adalah seseorang yang akan mengisi waktumu dengan segudang kejutan didalamnya. Berbagi semua keresahan tanpa ada pembeda satu sama lain. Tanpa ada dalih “Kita beda kelas, kita ga sama”. Yang ada hanya istilah brother from another mother. Yah, merasa telah menjadi saudara satu sama lain. Walau tak berasal dari satu induk yang sama, saling mengisi kekurangan satu sama lain. Bagai air didalam gelas, bagaimanapun bentuknya ia akan tetap mengisi sudutnya sehingga nampak sempurna. Ketika kesusahan melanda, tak jarang peran sahabat hadir menggantikan sanak saudara yang jauh disana. Mengisi sepi dengan tawa, senyuman adalah bumbu yang selalu hadir didalamnya. Yang akan terasa hambar bila tak lagi hadir didalam jalannya hidup ini.

Tapi tak jarang konflik terjadi diantara pertemanan ini, kadang emosi, bersenggolan pola pikir satu dengan lainnya, hingga beradu fisik yang tak terelakan. Namun ketika disadari, semua yang terjadi akan lebih baik jika dilakukan dengan diskusi satu sama lain. Bercerita titik masalah yang terjadi, hingga mencari solusi. Tak sadar banyak waktu yang kita habiskan untuk bertemu seorang sahabat, namun kita lupa dari makna seseorang yang dekat dengan kita. Kadang ada seorang yang cemburu ketika "waktu" sahabatnya terenggut oleh kekasih hati. Bukan karena iri, namun sebatas risau dengan yang akan terjadi dengannya. Kadang ketika kita terlalu senang dengan orang lain, hanya ketika sedih kita baru menghampiri seorang sahabat. Tak salah juga, hanya persepsi yang membedakan.

Seiring dengan berjalannya waktu, kondisi takan selalu sama. Banyak hal yang terjadi dalam hidup, banyak hal yang berubah dalam keseharian. Kini semarak suara tawa jarang sekali ku dengar, candaan yang biasa ku lontarkan tak lagi kulakukan. Sekarang ku tersesat didalam ganasnya hidup ini, tanpa ada pelarian yang bisa ku hampiri. Kini intensitas pertemuan antara sahabat semakin berkurang. Waktu terus berjalan, tanpa ada kata istirahat. Usia takan pernah ada yang mengetahuinya. Suatu rahasia tuhan yang tersimpan rapih didalam skenarionya. Ku lontarkan sapaan “Hei apa kabar sob” hanya untuk mengetahui kabarmu, namun ku takut kehadiranku kini sedikit mengganggu dari banyaknya kesibukanmu. Sebagai sahabat hanya hal terbaik yang selalu dipanjatkan didalam doanya. Tak terpikirkan untuk mengucapkan hal yang lain, hanya berharap semoga semua sahabatku selalu didalam lindungan tuhan yang maha kuasa dan senantiasa diberi kebahagiaan dimanapun ia berada. See soon my friends, kapan kita ketemu lagi?.




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Amarah, Senyum, dan AIR MATA (4)

Last Tears From 2019.

Self Cure (2)